Senin, 07 Oktober 2013

Cinta Ulama Al Azhar terhadap Kucing “Mahiyah”


Tatkala Syeikh Usamah Sayyid Al Azhari menyampaikan periwayatan kitab Asy Syama`il Al Muhamadiyahdi masjid Al Azhar, datanglah seekor kucing masuk ke dalam majelis itu. Kemudian naik ke kursi dan “nongkrong” di meja di samping pakar hadits muda ini, yang belakangan dikabarkan bahwa kucing Al Azhar yang akrab dengan Syeikh Usamah itu bernama Mahiyah.
Akhirnya Syeikh Usama pun menggeser pembicaraan beliau, dari kitab As Syama’il menuju hubungan antara para ulama Al Azhar dan kucing-kucing yang sering keluar masuk masjid Al Azhar.
Murid dari Syeikh Ali Jum’ah ini menyampaikan bahwa suatu saat Syeikh Al Islam Abu Barakat Ad Dardir melihat ada seekor kucing masuk majelis ilmu di masjid Al Azhar dan seorang penuntut ilmu mengusirnya. Ulama besar Malikiyah ini pun marah, beliau bangkit dari kursi tempat beliau duduk mengajar lalu mengambil kucing tersebut serta mendudukkan di sisi beliau dan mengeluarkan bekal makanan yang beliau bawa untuk diberikan kapada kucing tersebut.
Di hari-hari selanjutnya Imam Abu Barakat kembali membawa bekal untuk kucing-kucing yang berada di Al Azhar, hingga sampai suatu saat ketika Imam Abu Barakat datang kucing-kucing yang berkumpul di bawah keki beliau lebih dari 100 ekor.
Syeikh Usamah juga menjelaskan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan akhlak untuk berinteraksi baik dengan hewan, bahwa dengan benda-benda tidak hidup sekalipun ada prilaku yang harus dijaga, sebagaimana tercermin dalam hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,”Gunung Uhud, gunung yang kami cintai dan mencintai kami”.
Literatur Ulama Mesir dan Hewan
Dalam peradapan Islam di Mesir sendiri, telah dibangun tempat minum umum tidak hanya bagi manusia, tapi bagi hewan tunggangan, kemudian anjing dan kucing.
Sedangkan dari segi keilmuan sendiri, para ulama Mesir juga telah menulis karya-karya yang membahas mengenai hewan dan bagaimana perlu berinteraksi dengan mereka. Imam Ibnu Thulun telah menulis satu buku mengenai kumpulan hadits yang berkenanan dengan kucing, Idhar As Sirr bima Warada fi Al Hirr. Al Hafidz As Shakahwi juga menulis satu bab khusus menganai cara berinteraksi dengan hewan dengan judul Tahrir Al Jawab an Mas’alah Dharbi Ad Dawab. Al Hafidz As Suyuthi juga menulis satu tema khusus yang berkenaan dengan merpati dan hadits-hadits yang berkenaan dengannya yang berjudulThauq Al Hamamat.
Walhasil, jika terhadap hewan saja umat Islam berinteraksi dengan akhlak, tentu interaksi dengan sesama manusia juga mengedepankan akhlak mulia.*

Sumber : http://www.hidayatullah.com/read/2013/10/01/6621/cinta-ulama-al-azhar-terhadap-kucing-%E2%80%9Cmahiyah%E2%80%9D.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar